Friday, December 28, 2012

Resolusi 2013

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah itu Maha Malu dan Maha Pemurah. Allah malu jika ada seseorang yang menengadahkan kedua tangan kepada-Nya tapi kemudian menolaknya dengan tangan hampa” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah). 
Dengan demikian ya Rabb, dengan kedua tangan ini aku meminta dan berdoa, semoga Engkau memudahkan, melancarkan, dan mengabulkan.
Bismillahhirrahmanirrahim

  1. Seminar di bulan Januari 2013
  2. Sidang satu minggu setelah seminar, dan langsung lulus di sidang pertama (Januari broooo..)
  3. revisi 1 minggu cukup, terus ngurus SKL, dan kita LULUS di Februari 2013
  4. terbit Nisa Magz bulan Januari 2013, tunggu ya
  5. Februari--> iPhone, I'm coming..
  6. Memiliki partner yang solid di Nisa Magz dan bisa memberikan gaji minimal 3juta per bulan
  7. buku Sinema Akhir Mahasiswa (SAM!) terjual MINIMAL 300 eksemplar, bulan Februari
  8. 2'nd edition Nisa Magz bulan April dan selanjutnya terbit per tiga bulan, dan meningkat menjadi per satu bulan, Bismillah
  9. Iklan di Nisa Magz MINIMAL 50 juta
  10. Punya iPad dan MacBook Pro
  11. ATD sudah menerbitkan MINIMAL 5 buah buku (April)
  12. April--> akhirnya gua Wisuda mamen (bareng Endah, Erik, dan banyak teman2 matematika 45 lainnya) #IniHariku
  13. Bulan Mei udah punya tabungan 25 juta
  14. Punya toko sepatu/on line shop sepatu
  15. Menikah bulan Juni, tanggal 16. semoga Engkau menyempurnakan agama kami ya Rabb.
  16. UMROH
  17. Punya mobil, kalo gak mini cooper, nissan juke juga boleh..*(^_^)*
  18. Bayarin uang masuk kuliah Nafis..Bismillah..
  19. Punya SLR, Canon EOS 5D
  20. Belajar InDesaign dan aku BISA
  21. Perdalam ilmu editing film..belajar..belajar..><
  22. Sudah bisa transfer uang ke mama

Saturday, December 15, 2012

Part 1/9 Gabuk Sirkal-Burung Berkerangka Bambu


Matahari tinggi menjulang diantara langit biru Kalimantan, menemani aku, amoy, dan papa yang sedang mendorong gerobak untuk mengambil gabuk di daerah yang kami sebut sirkal. Sudah menjadi suatu kebiasaan didaerah kami untuk mengambil gabuk apabila tanah sudah sangat turun dan sudah tidak nyaman untuk dipijaki. Siang itu, aku dan adikku amoy duduk diatas gerobak yang didorong oleh papa menuju sirkal. Aku yang bertubuh kecil dan amoy yang tidak jauh berbeda ukuran tubuhnya denganku duduk sambil menatap langit biru yang dihiasi burung-burung berkerangka bambu. Entah apa yang kami celotehkan, tapi imajinasi kami terbang kemana-mana sambil menatap langit yang banyak diterbangi burung berkerangka bambu itu. aku yang masih duduk dikelas tiga SD berpikir ingin sekali terbang dengan menghayalkan diri sebagai burung berkerangka bambu. Seperti layaknya film doraemon yang setiap minggu pagi pukul sembilan aku tonton dengan adik-adikku, aku juga ingin terbang seperti nobita bersama baling-baling bambunya. bedanya kali ini adalah aku terbang seperti burung berkerangka bambu yang kulihat penuh warna kala itu.
Jauh sudah imajinasiku, akhirnya kami hampir sampai di negeri tujuan kami, sirkal. Terlihat jelas, tak jauh dari gerobak yang masih berjalan didorong papa kami melihat para pekerja disana sedang menghaluskan kayu dengan alat yang sungguh nyaring bunyinya ketika menyentuh kulit kayu tersebut. Dari alat itu banyak sekali gabuk yang berjatuhan. Entah kenapa, aku sangat menyukai bunyi alat itu. Walaupun bunyinya memekakkan telinga, tapi aku bisa sambil tersenyum mendengarkannya.
Akhirnya kendaraanku dan amoy pun berhenti tepat di pintu masuk pabrik kayu tersebut. Papa pun mengangkat tubuh kami agar bediri, mengisyaratkan agar kami segera keluar dari gerobak yang mengangkut kami tadi. sambil diiringi canda, papa dan pemilik pabrik tersebut terlihat akrab dengan obrolannya. tak lama, papa mengambil sekop yang tergeletak didekat pintu gerbang menandakan pengangkutan kami akan segera dimulai. Melihat papa mengangkut gabuk dengan sekop milik pabrik tersebut, membuat aku dan amoy pun tak mau kalah untuk mengambil gabuk dengan tangan kami. Tak terasa gabuk yang tadi kami kumpulkan, sudah menggunung tinggi diatas gerobak yang tak dapat aku dan amoy tumpangi lagi dikala pulang. sambil ikut mendorong gerobak, aku dan amoy memohon untuk mampir di warung penjual gulali. tak disangka permohonan kami kontan dikabulkan, mungkin sebagai hadiah karena telah menemani papa di siang yang terik itu. 

Wednesday, October 24, 2012

Kenapa Makan Harus dengan Tangan Kanan?


Kenapa dan kenapa, banyak hal yang seringkali aku pertanyakan dalam hal tata cara, hidup, aturan, dan lainnya. Semuanya membuatku sedikit rewel mengenai hal-hal yang menurutku kenapa harus begitu? Bahkan untuk hal yang kelihatannya sepele, namun penting untuk diketahui (menurutku). Kenapa kita makan pake tangan kanan ya? Dulu waktu kecil, kata guruku makan harus pake tangan kanan. Alasannya kalo makan pake tangan kiri, setan juga makan sama kita. Hiiih serem…waktu kecil aku masih takut, karena alasan itu (sambil membayangkan rupa setan yang lebih serem dari hantu jenaun).
Setelah bertumbuh, aku justru malah mempertanyakannya lagi. Ditambah karena adanya hasil penelitian tentang tangan manusia yang ternyata tangan kanan ada zat yang dapat membuat makanan cepat hancur saat dicerna dan karena tangan kiri ada semacam zat antiseptic/apa (saya lupa) yang bener-bener pas digunakan untuk cebok, tapi itu secara ilmiah kan? Saya terima itu, walau belum puas. Tapi pertanyaan saya saat ini, bagaimana kalo kita makan pake tangan kiri namun pake sendok dan minum pake tangan kiri namun dengan dibantu gelas. Saya rasa tidak apa-apa (dalam hati).
Walaupun sejujurnya saya memang sangat jarang menggunakan tangan kiri untuk makan dan minum, kalopun iya itu karena lupa (bukan disengaja)... Namun, karena sempat galau karena hal sepele namun penting ini, saya pun mempertanyakan hal yang sepele ini kepada teman saya, yang saya rasa dalam hal agama dia banyak tau.
     Ma, kenapa kita harus makan pake tangan kanan?
     Karena Allah memerintahkan begitu?
     Masa sih? Apa buktinya?
     Sekarang aku tanya, tangan kanan buat apa, tangan kiri buat apa?
     Tangan kanan buat yang baik-baik, tangan kiri buat cebok..
     Nah itu udah tau, terus sekarang kamu masih mau makan pake tangan kiri?
Masih aga nyeleneh sih, terus aku bilang..
     Kan ada sendok, aku kan bisa pake sendok kalo makan pake tangan kiri. Gak jijik toh?
Temanku hanya tersenyum sambil berkata:
     Terserah kamu aja ah, dibilangin ngeyel.
Mungkin temanku hanya menganggap pertanyaanku ngeledek atau cuma pertanyaan iseng-iseng berhadiah, makanya dia begitu menanggapinya..:P

Tapi bukan itu, ada hal yang masih membuatku belum yakin. Dan ingin mencari tau apa maksudnya.
Sepulangnya aku dari kampus, solat asar lah aku, kemudian iseng buka laptop dan membuka hadis portable yang sebenarnya belum pernah ku buka dari semenjak ku dapatkan dari temanku. Aku baca secara random isinya yang berjumlah ratusan hadis didalamnya. Kemudian sejenak aku terdiam dan berfikir setelah ada hadis yang mengatakan: Janganlah kamu makan dengan tangan kiri, karena hanya setan yang makan dengan tangan kiri (HR. Muslim). Oh ini toh tenyata alasannya. Aku baru menemukan kenapa Allah melarang kami menggunakan tangan kiri untuk makan, Ya karena hal ini lah. Aku berfikir penelitian yang ada dan yang lainnya hanya sebagian kecil alasan yang masih bisa ku sanggah. Namun untuk hal ini, aku tidak mau melanggarnya, karena aku tidak mau disamakan dengan setan yang terkutuk yang telah dijanjikan Jahannam lah tempat dia tinggal. Naudzubillah. Nah, maka dari itulah dari saat itu aku sudah tidak mau makan dengan tangan kiri. Selamat makan dengan tangan kanan kawan. (Aisyah Noor Rafi'ah)

Saturday, September 15, 2012

15 September 20......

Aaaaa...hufhhhh...mungkin hanya luapanku karena ekspektasiku yang berlebih..
aku berkata kepada kekasihku, hari sabtu kita anniversary ya..dia menjawab "aku tak kan lupa tanggal itu  ko sayang", sebaliknya jawaban yang berbeda kudapat dari pacarku "aku ada janji hari itu,siangnya aku harus ke jakarta"..fikirku "benar2 tak ada yang spesial kah?"
aku berbicara kepada kekasihku
"nanti kita adakan romantic dinner dan melakukan banyak hal bersama-sama di tanggal 15 ya sayang.." kekasihku menjawab "iya sayangku, hari itu aku ada untuk kamu ko"
tapi hal yang berbeda lagi yang kudengar dari pacarku
"aku ada kerjaan hari ini, crowded...nanti kita jalan jam5 sore aja ya"
setelah itu kekasihku mengatakan
"aku akan berusaha menyelesaikan pekerjaanku hari ini dengan segera untukmu, untuk agenda spesial kita hari ini, tenang saja ya sayang"
aku tersenyum mendengar itu dari kekasihku..
namun, pacarku kembali mengatakan "sore ya kita jalannya"
aku senang mendengarnya karena pacarku memberikan kejelasan waktu kepadaku..

tak lama sms pun masuk dari pacarku "kita keluarnya habis magrib ya, aku kelarin ini dulu"
saat itu, aku masih tersenyum karena saat itu kekasihku masih menghiburku dengan perkataannya
"sayang tenang ya, sebentar lagi aku akan segera menemuimu dan jalan denganmu"..

*kemudian, pacarku menghubungiku lagi "setengah 7 aku kesana ya, berangkat dari rumah"
kekasihkupun langsung berkata spontan melihat sms dari pacarku "tenang saja aku sudah bersiap2 dari tadi ko, untuk bertemu denganmu. hari ini untukmu"..
kata2 kekasihku melegakan ku..sebenarnya aku bersiap2 kala hari itu..aku telah menuntaskan semua janjiku kepada teman2ku, semuanya berjalan dengan baik..akupun segera menyelesaikan agendaku dengan segera saat itu, tujuannya adalah agar aku dapat segera menemui pacarku sore itu...
sebelum hari itu aku pun sudah menyiapkan hadiah untuk pacarku, sebuah film dokumentasi dariku untuknya..malu awalnya untuk memberikannya, tapi aku berusaha untuk membuat pacarku senang,aku membuatnya untuk pacarku bukan kekasihku...
sore itu aku segera bersiap2, baju yang ingin kupakai di hadapan pacarku telah kusiapkan sejak pagi tadi..
jam 6.15 aku sudah bersiap, setelah ku poleskan sedikit make up diwajahku..aku tersenyum melihat kekasihku yang berkata "kamu cantik hari ini, terimakasih ya sayang kau telah melakukan ini untukku"...
namun, pacarku sms lagi setelah tak lama sms yang mengatakan dia akan datang setengah 7 berganti menjadi "jam7 aku baru berangkat dari rumah ya dek"...
senyumku mulai menghilang "apa yang dia fikirkan?apa dia tidak mau berusaha menemuiku hari ini, apa dia tidak menganggap spesial hari ini" fikirku.
tak selesai aku memikirkannya, kekasihku langsung berkata kembali "aku sebentar lagi datang ko sayang, sabar ya..nanti aku ajak kamu ketempat yang spesial yang telah kusiapkan untukmu hari ini, senyum ya sayang"
pada akhirnya pacarku datang menjemputku, sungguh tak ada yang spesial, namun bersama kekasihku aku setidaknya senang hari itu, kekasihku mengatakan "sayang maaf ya aku baru tiba, aku sudah menyiapkan tempat yang akan kamu suka, romantic dinner kan?ayo kita kesana"
aku berharap pacarku mengatakan hal itu untuk melegakanku,,tapi..dia malah menanyakan "ade mau kemana?" sambil entah apa yang dia fikirkan,terlihat pekerjaannya lah yang masih dia ingat malam itu...
aku tak mau menjawab, karena aku sudah malas untuk keluar saat itu,..
malam minggu,aku rasa bukan hanya aku dan pacarku yang berfikiran untuk keluar waktu itu..ternyata semua orang yang ada di bogor pun berfikiran yang sama dengan kami...semuanya keluar, dan jalananpun sudah bukan tempat yang nyaman untuk kita lewati...ingin rasanya menangis dihadapan pacarku saat itu, tapi kekasihku menenangkanku dengan meredakan kesedihanku saat itu..
aku memilih diam atas semua pertanyaan yang dilontarkan oleh pacarku, aku sedih dengan pacarku, dia tidak menyiapkan apa2 untukku, tidak seperti kekasihku, yang dengan wajah tenang menghiburku...

aku ini wanita,,aku ini cewe normal yang ingin juga diberikan bunga dihari spesialnya, ingin romantic dinner di hari spesialnya..namun, hanya kekasihku yang tau..sedangkan pacarku..Tidak...dia tidak pernah mengerti hal itu..aku sudah malas untuk meminta-minta hal-hal yang menurutku wajar dan normal untuk ku dapatkan dari pacarku, aku tidak memintanya setiap hari ko,aku hanya meminta pacarku berusaha romantis untuk ku pada hari itu..sekedar pura-pura pun apakah tidak mau???untuk aku?? semuanya hanya kekasihku yang mengerti..pada akhirnya semuanya berjalan biasa-biasa saja..pacarku marah denganku, melihat tingkahku yang hanya diam kepadanya..pacarku marah kepadaku karena aku tidak berkata apa-apa kepadanya...
puncaknya aku pulang dengan diantarkan pacarku, didepan pintu aku memberikan hadiah yang lama kusiapkan untuk pacarku,hadiah yang tidak kuberikan untuk kekasihku dan malah kuberikan untuk pacarku, hadiah yang hanya bisa dingin ditanggapi oleh pacarku, padahal jika hadiah itu aku berikan kepada kekasihku, pasti dia akan senang dan tersenyum manis kepadaku, tapi aku malah memberikannya kepada pacarku..
setimpal mungkin, aku bersikap diam kepadanya malam itu, dan dia dingin menerima hadiah yang telah pusing aku membuatnya namun dingin dia menerimanya..
segera aku masuk kekamar dengan sebelumnya aku berwudhu sebelum tidur untuk berharap besok akan berganti dan aku akan amnesia untuk kejadian malam itu...
Happy 3'rd Anniversary sayang, aku sayang kamu, pacarku..  


Monday, July 16, 2012

Press Card baru...:)

Cara Mengerjakan Skripsi dalam Waktu SATU Minggu

untuk Mahasiswa tingkat akhir sepertiku saat ini, galau skripsi itu lumrah, uring-uringan sama skripsi itu lumrah, kejer-kejeran sama dosen sampai terkesot-kesotpun itu hal lumrah
mungkin banyak yang mengalami hal tersebut...(*akupun demikian ko)
bener ya,,,skripsi itu kaya hantu...g dikerjain malah kitanya dikejer-kejer, pas waktunya keingetan malah kitanya yang ketakutan sama kata-kata skripsi (*sebenernya hal ini bisa terjadi, jika dan hanya jika, skripsinya g dikerja-kerjain "cuma diinget-inget aja")....
Nah,berhubung ketakutan harus dilawan..maka dari itu..aku memutuskan untuk fokus sama skripsi dan menargetkan satu minggu bersama skripsi....awalnya antara yakin dan tidak..tapi semua ku mulai dengan mengerjakan BAB III. PEMBAHASAN....(*duarrrrrrr)
karena jurusanku matematika, jadi untuk mengawali pembahasan di hari pertama aku ngutak-ngatik input dan otput di software MatLab ku...nyari-nyari...(Alhamdulillah tuh, kaga ketemu solusinya :P)... mentok???cari akal, pasti ada yang salah...utak atik utak atik, akhirnya ketemu juga masalahnya apa..dan ternyata harus balik ke lembaga yang jadi sasaran penelitianku...
besoknya, lagsung aku kesana...ngobrol banyak, akhirnya dapet juga inputan yang benar...pulang dari sana langsung tuh ku benerin inputan dan outputanku...Alhamdulillah tuh, akhirnya bener juga...BAB III satu per satu ku tulis dan akhirnya "BERESSSSS!!!!"
nah, selanjutnya..masih dihari kedua..aku ngerjain tuh latar belakang alias BAB I pas selesai, aku minta temanku Nisa'ul Haq untuk mengoreksi tulisanku, dan kata dia sudah ada titik terang..(*casssss...berasa ada pencerahan gitu)..teerruuusssss....cape kan tuh seharian sama skripsi, penghargaan untuk diriku pada hari itu, aku makan yang enak-enak..*tak lupa es krim deh*
hari ketiga,,,baca lagi tuh skripsinya,,tinggal kerjain BAB II kan...cari literatur dan tinggal ketik-ketik...BERES kan..hehehhehe...*bab II ini ya,,yg paling asik loh, karena cuma nulis literatur kita...hohohoho...:D
hari keempat...tinggal melengkapi dan ngerjain bab IV toh...kalo bosen atau cape, aku memilih untuk tidak berhenti tapi pelariannya ngerjain kata pengantar, cover, ucapan terimakasih..pokonya hal-hal pelengkap yang menjadi tak lengkap kalo tanpa mereka...*gampang kan tuh*
alhasil hari kelima udah jadi tuh skripsiku...bangga kan udah menghasilkan dengan menyiksa diri selama kurang lebih 5 hari...tinggal hari keenam dan ketujuh, aku gunakan buat ngelengkapin lembaran-lembaran awal skripsi..abstrak pun tak lupa....zezezezettttttttt.... BERES juga kan akhirnya...
intinya: skripsi itu akan selalu menjadi hal yang menakutkan bila tidak dikerjain...menyakitkan loh, kalo idenya cuma melayang difikiran tanpa ada action pengetikan...ternyata aku bisa juga kan ngerjain skripsiku dalam waktu singkat..selanjutnya tinggal kasih ke dosen untuk dicorat-coret..hehehehe...(*gak apa-apa dicorat-coret, yang penting gua udah menyelesaikan 1 tahap mencapai penamatan skripsi gua, itu point pentingnya)...:D
#SelamatBerskripsiRiaaaaaaaa

Tuesday, April 17, 2012

me v.s BARIUM SULFAT

Diagnosa apendiks ku kenapa-napa, ternyata bukan menjadi satu-satunya hal yang membuat ku berkeringat dingin karenanya. Oh God.. Keluhku, Tak membuatku berhenti jauh berfikir akan apendiks ku ini. Setelah selang sehari diagnosa dokter, aku ternyata harus di rontgen untuk mengetahui kondisi apendiks ku itu. Aku fikir kalo dokter bilang rontgen, ya tinggal rontgen aja. Kecil Amat Proyek, kataku. 
Nah....ternyata eh ternyata muncullah nama tuh Barium Sulfat...Inget Praktikum Kimia. 

Eitssss...walaupun sifat nya basa dan gak ada rasanya (katanya), ternyata aku yang dihadapkan dengan 2 ons Barium Sulfat (yang cuma bisa ditambah 2 gelas air untuk melarutkan), cuma bisa panas dingin meminumnya. Sensasinya itu lohhhh. Pas diminum. Langsung Ces Plenggg gitu rasanya. Pengen dimuntahin, inget sama harganya yang 130 rebu. Pengen dimuntahin, eh malah inget besok pasti kudu minum lagi yang kaya beginian. Alhasil. Gleg...gleg..kontan ku minum semua.

Semua ini benar-benar membuatku berfikir untuk gak lagi-lagi deh untuk sakit dan gak lagi-lagi deh untuk telat makan. Pokonya, kalo bandel lagi, harus inget rasanya 2 ons Barium Sulfat yang harus diminum sekaligus. Harus inget rasanya yang seperti makan kapur tulis dengan skala banyak. Harus inget sama rasanya yang teramat sangat gak karuan. Harus inget betapa susahnya menghabiskan 2 gelas Barium Sulfat dalam sekaligus. Dannnnn....harus inget tuh sama enek nya minum tuh obat. Hufh...enough...

 Besok tinggal rontgen, I'll be Okay...hanya hal itu yang bisa ku katakan saat ini untuk diriku sendiri. semangat Aisyah,,,mungkin, hal ini adalah cara yang Allah kasih untukmu agar bisa beristirahat sejenak dari rutinitas. Fighting! 


Aisyah Noor Rafi'ah 
17-04-12

COKELAT TOLAK MISKIN




Unik, nyeleneh...jadi inget waktu ke Joger, yang terkenal karena produk-produknya yang nyeleneh juga. Kali ini bukan kaos ataupun tas yang di dapati. Tapi Cokelat.

Waktu pertama kali dapet dari kakak ku, aku fikir dia ngasih kotak biasa, tapi ku fikir untuk apa. Pas dia bilang isinya cokelat. Antara percaya dan engga. Iya Apa Engga, fikirku. 

Lucunya adalah fakta nutrisi yang dia tulis. Masa tulisannya, DOA 100%, NIAT, USAHA, KERJA KERAS juga 100%, terus ditambah lagi KALORI MEMBARA.
Duhhhh,,,makanan macam apa ini?

Pas, dicicip ternyata enakkkk, langsung aja aku bagi-bagikan ke temen-temen, biar ikut ngerasain cokelat nyeleneh ini.
Satu lagi produk dalam negeri yang membuatku turut Bangga.
Selamat ya...:D


Aisyah Noor Rafi'ah

Forum Indonesia Muda Angkatan 12


Tahun 2012, buatku tahun yang penuh pencapaian luar biasa dahsyat...satu per satu mulai terlihat nyata....
mulai dari Film Dokumeter yang ku buat dengan teman-teman telah berhasil menghasilkan uang, buku perdana ku juga di terbitkan dan dalam 2 minggu telah habis 100 eksemplar, menjadi Pimpinan Umum sekaligus Pimpinan Redaksi NISA Magz, hingga masuk Forum Indonesia Muda Angkatan 12 semua adalah hal yang sangat mengagumkan di tahun ini...
Gimana tidak senang sekaligus bangga, saya bisa masuk dan terpilih di FIM 12. Bayangkan. Dari 1640 peserta yang mendaftar dari seluruh Indonesia, hanya 124 orang yang diterima untuk di karantina. Dan salah satunya adalah saya.
Satu hal yang membuat saya patut bersyukur adalah saya telah menjadi bagian dari keluarga kunang-kunang FIM 12...
Thanks God

Salam Super Duper Cihuy untuk kalian semua...:D

Aisyah Noor Rafi'ah
FIM 12

Friday, March 16, 2012

Jaga Lisanmu


Aku pernah mendengar salah satu temanku mengatakan bahwa kita harus bisa menjaga perasaan orang lain, terutama dengan lisan kita. Aku rasa itu benar.
Karena lisan seseorang bisa terluka, karena lisan seseorang dapat jera, karena lisan pula seseorang dapat tidak bertegur sapa dengan lainnya. Maka, berhati-hatilah dengan lisan.
Disini aku hanya menceritakan pengalamanku, yang mungkin dapat berarti jika dimaknai.
Sama-sama sedang belajar
Hari itu aku meeting dengan temanku. Lama mengobrol, ada satu kalimat yang paling ku ingat sampai saat ini.
Kalau kalian ada masalah dengan seseorang, bicaralah empat mata dengan dia, dan perlahan ingatkan dia. Jangan pernah kalian sebutkan keburukannya di depan orang banyak, karena itu sama saja kalian ingin menjelek-jelekkan dan mempermalukan orang itu di depan orang banyak.
ku rasa ini benar.....

Hal tersebut sempat terjadi kepadaku dan mungkin kalian juga begitu. Posisiku mungkin bukanlah orang yang kontras berbicara lantang menegur seseorang didepan orang banyak. Namun sebaliknya. Aku yang diseperti itukan saat itu. Entah lah, sedikit lucu namun jadi ilfil dengan orang tersebut, tapi aku menyikapinya dengan menjauhinya sesaat. Hanya bermaksud memberikan efek jera. Alhasil, entahlah...
satu hal, aku tidak menyukai memperlakukan seseorang dengan tidak baik begitupun sebaliknya, aku tidak menyukai seseorang berlaku demikian terhadapku.
Hikmahnya, walaupun aku pernah mengalami hal yang tidak meng-enakkan seperti itu, namun aku akan berjanji dan berusaha untuk tidak membuat seseorang diperlakukan hal seperti itu oleh diriku sendiri.

Setapak, Aisyah Noor Rafi'ah

Saturday, January 21, 2012

I Love You So Much

I Love You So Much
Dad....
****

Aku anak pertama dari empat bersaudara...tapi sepertinya status ini tak membuatku tak berhenti bertingkah manja didepan papa ku.. 
Banjarmasin mungkin menjadi satu-satunya kota yang ku rindukan dan ingin ku kunjungi saat ini, karena papa dan adik ku berada di pulau yg disebut Borneo tersebut saat ini. Mama, adik ku yg ke dua dan si bungsu tinggal di rumah kami di Cianjur, sedangkan papa bekerja sebagai seorang kuli tinta (*baca jurnalis) di Kalimantan. Adikku si amoy pun kuliah disana mengambil jurusan Teknik Informatika. Sedangkan aku berada di posisi tahun terakhir menyelesaikan study di IPB...

Aku sangat mengenal papa, mungkn diantara anak-anaknya aku yang paling dekat (mengingat aku yang paling tua dan paling bisa diajak ngobrol sama papa).
Aku berterimakasih atas nilai-nilai yang papa kasih ke aku. Papaku tak pernah sekalipun memaksaku melakukan hal yang aku tidak suka sampai saat ini. kalaupun pernah, pada akhirnya aku tahu maksudnya baik. 
Aku ingat, waktu aku SD, mama selalu maksa aku buat ngaji, ujung-ujungnya aku pasti kabur dan minta pembelaan dari papa...(*biasa kenakalan anak-anak), dibalik badan papa yang tegap aku pasti sembunyi dari omelan mama...dan ujung-ujungnya papa pasti bilang "udah mah, kalo anaknya gak mau gak usah dipaksa, nanti juga mau sendiri..." saat itu aku cuma bisa berfikir papa benar-benar hero buat aku (yang bandelnya minta ampun)...
walaupun besoknya lagi aku masih tetap kejar-kejaran sama mama kalo males ngaji TPA....huhuhu...
walaupun mama begitu, aku bersyukur sampai saat ini, karena kalo gak ada mama yang galaknya udah kaya ibu tiri saat itu, mungkin sampai sekarang Alfatihah pun gak akan bisa kubaca...
*makasih mama*

Okay, kembali ke papa....

Papa satu-satunya teman yang bisa RASIONAL jika diajak membahas masa perkuliahan, tentang dunia jurnalistik, masalah kenegaraan, sampai cerita badan intel yang sampai ini menjadi obrolan favoritku dengan papa. 


Papaku adalah orang yang berani, lantang, tangguh, dan buatku dia adalah papa terhebat yang aku miliki (ya iyalah, orang cuma punya satu..)
Pokonya untuk papa, I lophyu full deh...:*


dari kiri : aku, papa, mama, azizah, rahmi (amoy), dan nafis

Wednesday, January 18, 2012

My Inspiration


ini adalah kumpulan cerita yg saya dapat dari blog orang lain, saya senang membaca tulisan ini. semoga bermanfaat....
1.Indahnya Beristrikan Seorang Sholihah
Hari itu merupakan hari bahagiaku, alhamdulillah. Aku telah menyempurnakan separo dienku: menikah. Aku benar-benar bahagia sehingga tak lupa setiap sepertiga malam terakhir aku mengucap puji syukur kepada-Nya.
Hari demi hari pun aku lalui dengan kebahagiaan bersama istri tercintaku. Aku tidak menyangka, begitu sayangnya Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadaku dengan memberikan seorang pendamping yang setiap waktu selalu mengingatkanku ketika aku lalai kepada-Nya. Wajahnya yang tertutup cadar, menambah hatiku tenang.
Yang lebih bersyukur lagi, hatiku terasa tenteram ketika harus meninggalkan istri untuk bekerja. Saat pergi dan pulang kerja, senyuman indahnya selalu menyambutku sebelum aku berucap salam. Bahkan, sampai saat ini aku belum bisa mendahului ucapan salamnya karena selalu terdahului olehnya. Subhanallah.
Wida, begitulah nama istri shalihahku. Usianya lebih tua dua tahun dari aku. Sekalipun usianya lebih tua, dia belum pernah berkata lebih keras daripada perkataanku. Setiap yang aku perintahkan, selalu dituruti dengan senyuman indahnya.
Sempat aku mencobanya memerintah berbohong dengan mengatakan kalau nanti ada yang mencariku, katakanlah aku tidak ada. Mendengar itu, istriku langsung menangis dan memelukku seraya berujar, “Apakah Aa’ (Kakanda) tega membiarkan aku berada di neraka karena perbuatan ini?”
Aku pun tersenyum, lalu kukatakan bahwa itu hanya ingin mencoba keimanannya. Mendengar itu, langsung saja aku mendapat cubitan kecil darinya dan kami pun tertawa.
Sungguh, ini adalah kebahagiaan yang teramat sangat sehingga jika aku harus menggambarkanya, aku tak akan bisa. Dan sangat benar apa yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dunia hanyalah kesenangan sementara dan tidak ada kesenangan dunia yang lebih baik daripada istri shalihah.” (Riwayat An-Nasa’i dan Ibnu Majah).
Hari terus berganti dan tak terasa usia pernikahanku sudah lima bulan. Masya Allah.
Suatu malam istriku menangis tersedu-sedu, sehingga membangunkanku yang tengah tertidur. Merasa heran, aku pun bertanya kenapa dia menangis malam-malam begini.
Istriku hanya diam tertunduk dan masih dalam isakan tangisnya. Aku peluk erat dan aku belai rambutnya yang hitam pekat. Aku coba bertanya sekali lagi, apa penyebabnya? Setahuku, istriku cuma menangis ketika dalam keadaan shalat malam, tidak seperti malam itu.
Akhirnya, dengan berat hati istriku menceritakan penyebabnya. Astaghfirullah…alhamdulillah, aku terperanjat dan juga bahagia mendengar alasannya menangis. Istriku bilang, dia sedang hamil tiga bulan dan malam itu lagi mengidam. Dia ingin makan mie ayam kesukaanya tapi takut aku marah jika permohonannya itu diutarakan. Terlebih malam-malam begini, dia tidak mau merepotkanku.
Demi istri tersayang, malam itu aku bergegas meluncur mencari mie ayam kesukaannya. Alhamdulillah, walau memerlukan waktu yang lama dan harus mengiba kepada tukang mie (karena sudah tutup), akhirnya aku pun mendapatkannya.
Awalnya, tukang mie enggan memenuhi permintaanku. Namun setelah aku ceritakan apa yang terjadi, tukang mie itu pun tersenyum dan langsung menuju dapurnya. Tak lama kemudian memberikan bingkisan kecil berisi mie ayam permintaan istriku.
Ketika aku hendak membayar, dengan santun tukang mie tersebut berujar, “Nak, simpanlah uang itu buat anakmu kelak karena malam ini bapak merasa bahagia bisa menolong kamu. Sungguh pembalasan Allah lebih aku utamakan.”
Aku terenyuh. Begitu ikhlasnya si penjual mie itu. Setelah mengucapkan syukur dan tak lupa berterima kasih, aku pamit. Aku lihat senyumannya mengantar kepergianku.
“Alhamdulillah,” kata istriku ketika aku ceritakan begitu baiknya tukang mie itu. “Allah begitu sayang kepada kita dan ini harus kita syukuri, sungguh Allah akan menggantinya dengan pahala berlipat apa yang kita dan bapak itu lakukan malam ini,” katanya. Aku pun mengaminkannya.
2.Kisah Kegundahan Seorang Yang Soleh Tentang Putrinya
Kisah perjalanan batin seorang ulama, melalui doa, rasa kecewa, takut, marah, khawatir, hingga mendapatkan hidayah, bahwa putri bungsunya yang progressive/agresive ternyata tetap dalam lindungan dan Jalannya Allah S.W.T.
Medan, 15 Juni 1975
Hari ini engkau terlahir ke dunia, anakku. Meski tidak seperti harapanku bertahun-tahun merindukan kehadiran seorang anak laki-laki, aku tetap bersyukur engkau lahir dengan selamat setelah melalui jalan divakum. Telah kupersiapkan sebuah nama untukmu; Qaulan Syadida..Aku sangat terkesan dengan janji Allah dalam surat Al-Ahzab ayat tujuh puluh, maknanya perkataan yang benar. Harapanku engkau kelak menjadi seorang yang kaya iman dan memperoleh fauzan’adzima, kemenangan yang besar seperti yang engkau telah dijanjikan Allah dalam Al-Quran. Sungguh kelahiranmu telah mengajarkanku makna bersyukur…
1981 Tahun ini engkau memasuki sekolah dasar. Usiamu belum genap enam tahun. Tetapi engkau terus merengek minta disekolahkan seperti saudarimu. Engkau berbeda dari keempat kakakmu terdahulu. Bagaimana engkau dengan gagah tanpa ragu atau malu-malu melangkah memasuki ruang kelasmu. Bahkan engkau tak minta dijemput. Saat ini aku mulai menyadari sifat keberanian yang tumbuh dalam dirimu yang tak kutemukan dalam diri saudarimu yang lain.
1987 Putriku, sungguh aku pantas bangga padamu. Tahun ini engkau ikut Cerdas Cermat tingkat nasional di TVRI. Dengan bangga aku menyaksikan engkau tampil penuh percayar diri di layar kaca dan aku pun bisa berkata pada teman-temanku; itu anakku Qaulan…Meski tidak juara pertama, aku tetap bangga padamu. Namun di balik rasa banggaku padamu selalu terbesit satu kekhawatiran akan sikapmu yang agak aneh dalam pengamatanku. Tidak seperti keempat kakakmu yang kalem dan cendrung memilik sifat-sifat perempuan, engkaujustru sangat angresif, pemberani, agak keras kepala, meski tetap santun padaku dan selalu juara kelas.
Jika hari Ahad tiba, engkau lebih suka membantuku membersihkan taman, mengecat pagar, atau memegangi tangga bila aku memanjat membetulkan bocor. Engkau lebih sering mendampingiku dan bertanya tentang alat-alat pertukangan ketimbang membantu ibumu memasak di dapur seperti saudarimu yang lain.
Kebersamaan dan kedekatanmu denganku, membuatku sering meperlakukanmu sebagai anak lelakiku, dengan senang hati aku menjawab pertanyaan-pertanyaanmu, membekalimu dengan pengatahuan dan permainan untuk anak lelaki. Tak jarang kita berdua pergi memancing atau sekedar menaikkan layang-layang sore hari di lapangan madrasah tempat aku mengajar.
Putriku, sungguh kekhawatiranku berbuah juga. Engkau menolak bersekolah di tsanawiyah seperti saudarimu. Diam-diam tanpa sepengetahuanku engkau telah mendaftar di sebuah SMP negeri. Bukan kepalang kemarahanku. Untunglah ibumu datang membelamu, jika tidak mungkin tangan ini sudah berpindah ke pipimu yang putih mulus. Tegarnya watakmu, bahkan tak setetes airmata jatuh dari kedua matamu yang tajam menatapku.
Putriku, jika aku marah padamu semata-mata karena aku khawatir engkau larut dalam pola pergaulan yang tak benar, anakku. Terlebih-lebih saat engkau menolak mengenakan jilbab seperti keempat kakakmu. Betapa sedih dan kecewa hatiku melihatmu, Nak…
1993 Tahun ini engkau menamatkan SMAmu. Engaku tumbuh menjadi gadis cantik, periang, pemberani, dan banyak teman. Temanmu mulai dari tukang kebun sampai tukang becak, wartawan, bahkan menurut ibumu pernah anggota Kopassus datang mencarimu.
Putriku, disetiap bangun pagiku, aku seolah tak percaya engkau adalah putriku, putri seorang yang sering dipanggil Ustadz, putri seorang kepala madrasah, putri seorang pendiri perguruan Islam…
Putriku, entah mengapa aku merasa seperti kehilanganmu. Sedih rasanya berlama-lama menatapmu dengan potongan rambut hanya berbeda beberapa senti dengan rambutku. Biar praktis dan sehat; berkali-kali itu alasan yang kau kabarkan lewat ibumu. Jika terjadi sesuatu yang tidak baik pada dirimu selama melewati usia remajamu, putriku maka akulah orang yang paling bertanggung jawab atas kesalahan itu. Aku tidak behasil mendidikmu dengan cara yang Islami.
Dalam doa-doa malamku selalu kebermohon pada Rabbul ‘Izzati agar engkau dipelihara olehNya ketika lepas dari pengawasan dan pandangan mataku. Kesedihan makin bertambah takkala diam-diam engkau ikut UMPTN dan lulus di fakultas teknik. Fakultas teknik, putriku? Ya Rabbana, aku tak sanggup membayangkan engkau menuntut ilmu berbaur dengan ratusan anak laki-laki dan bukan satupun mahrommu?
Dalam silsilah keluarga kita tidak satupun anak perempuan belajar ilmu teknik, anakku. Keempat kakakmu menimba ilmu di institut agama dan ilmu keguruan. Ya, silsilah keluarga kita adalah keluarga guru, anakku. Engkau kemukakan sejumlah alasan, bahwa Islam juga butuh arsitek, butuh teknokrat, Islam bukan tentang ibadah melulu…Baiklah, aku sudah terlalu lelah menghadapimu, aku terima segala argumen dan pemikiranmu,putriku..
Dan aku akan lebih bisa menerima seandainya engkau juga mengenakan busana Muslimah saat memulai masa kuliahmu.
1995 Tahun ini tidak akan pernah kulupakan. Akan kucatat baik-baik…Engkau putriku, yang selalu kusebut namamu dalam doa-doaku, kiranya Allah S.W.T mendengar dan mengabulkan pintaku. Ketika engkau pulang dari kuliahmu; subhannalah! Engkau sangat cantik dengan jilbab dan baju panjangmu, aku sampai tidak mengenalimu, putriku. Engkau telah berubah, putriku.. Apa sesungguhnya yang engkau dapati di luar sana. Bertahun-tahun aku mengajarkan padamu tentang kewajiban Muslimah menutup aurat, tak sekalipun engkau cela perkataanku meski tak sekalipun juga engkau indahkan anjuranku. Dua tahun di bangku kuliah, tiba-tiba engkau mengenakan busana takwa itu? Apa pula yang telah membuatmu begitu mudah menerima kebenaran ini? Putriku, setelah sekian lamanya waktu berlalu, kembali engkau mengajarkan padaku tentang hakikat dan makna bersyukur.
1997 Putriku, kini aku menulis dengan suasana yang lain. Ada begitu banyak asa tersimpan di hatiku melihat perubahan yang terjadi dalam dirimu. Engkau menjadi sangat santun, bahkan terlihat lebih dewasa dari keempat saudarimu yang kini telah berumah tangga semuanya. Kini, hanya engkau aku dan ibumu yang mendiami rumah ini.
Kurasakan rumah kita seolah-olah berpendar cahaya setiap saat dilantuni tilawah panjangmu. Gemercik suara air tengah malam menjadi irama yang kuhafal dan pantas kurenungi.
Putriku, jika aku pernah merasa bahagia, maka saat paling bahagia yang pernah kurasakan di dunia adalah saat ketika diam-diam aku memergokimu tengah menangis dalam sujud malammu….
Selalu kuyakinkan diriku bahwa akulah si pemilik mutiara cahaya hati itu, yaitu engkau putriku…
1998 Putriku, kalau saat ini aku merasa sangat bangga padamu, maka itu amat beralasan. Engkau telah lulus menjadi sarjana dengan predikat cum laude. Keharuan yang menyesak dadaku mengalahkan puluhan tanya ibumu, diantaranya; mengapa engkau tidak punya teman pendamping pria seperti kakak-kakakmu terdahulu? Engkau begitu sederhana, putriku, tanpa polesan apapun seperti lazimnya mereka yang akan berangkat wisuda, semua itu justru membuatku semakin bangga padamu. Entah darimana engkau bisa belajar begitu banyak tentang kebenaran, anakku…
Jika hari ini aku meneteskan airmata saat melihatmu dilantik, itu adalah airmata kekaguman melihat kesungguhan, ketegaran, serta prinsip yangengkau pegan teguh. Dalam hal ini akupun mesti belajar darimu, putriku…
1 Agustus 1999
Putriku, bulan ini usiaku memasuki bilangan enampuluh tiga. Aku teringat Rasulullah mengakhiri masa dakwahnya didunia pada usia yang sama.
Akhir-akhir ini tubuhku terasa semakin melemah. Penyakit jantung yang kuderita selama bertahun-tahun kemarin mendadak kumat, saat kudapati jawaban diluar dugaan dari keempat saudarimu. Tidak satu pun dari mereka bersedia meneruskan perguruan yang telah kubina selama puluhan tahun. Aku sangat maklum, mereka tentu mempunyai pertimbangan yang lain, yaitu para suami mereka.
Sedih hatiku melihat mereka yang telah kudidik sesuai dengan keinginanku kini seolah-oleh bersekutu menjauhiku.
Jika aku menulis diatas tempat tidur rumah sakit ini, itu dengan kondisi sangat lemah, putriku. Aku tak tahu pasti kapan Allah memanggilku. Putriku….kutitipkan buku harianku ini pada ibumu agar diserahkan padamu. Aku percaya padamu…Jika aku memberikan buku ini padamu, itu karena aku ingin engkau mengetahui betapa besar cintaku padamu, mengapa dulu aku sering memarahimu..maafkan buya, putriku…
Kini hanya engkau satu-satunya harapanku…Aku percaya perguruan yang telah kubangun dengan tanganku sendiri ini padamu. Aku bercita-cita mengembangkannya menjadi sebuah pesantren. Engkau masih ingat lapangan tempat kita dulu menaikkan layangan? Itu adalah tanah warisan almarhum kakekmu.
Di lapangan itulah kurencanakan berdiri bangunan asrama tempat para santri bermukim. Engkau seorang arsitek, anakku, tentu lebih memahami bangunan macam apa yang sesuai untuk kebutuhan sebuah asrama pesantren…
Kuserahkan sepenuhnya kepadamu, juga untuk mengelolanya nanti. Sebab aku yakin, dari tanganmu, dari hatimu yang jernih, dari perkataan dan tindakanmu yang selalu sejalan dengan kebenaran akan terlahir sebuah fauzan’adzima, kemenangan yang besar, seperti yang telah Allah janjikan, yakinlah, putriku…
Dalam diri dan jiwamu kini terhimpun beragam kapasitas keilmuan dunia dan akhirat. Kini kusadari engkau bukan saja sekedar terlahir dari rahim ibumu, tetapi juga lahir dari rahim bernama Hidayah. Semoga Allah menyertai dan memudahkan jalan yang akan engkau lalui, putriku. Amien Ya Rabbal ‘Alamiin.
12 Agustus 1999
Rabbi, jika airmata ini bukan tumpah, bukan karena aku tidak mengikhlaskan buyaku Engkau panggil, tapi sebab aku belum mengenali buyaku selama ini, seutuhnya. Sebab hanya seujung kuku baktiku padanya. Rabbi, perkenankan aku menjalankan amanah Buya dengan segenap radhi-Mu. hanya Engkau..ya Mujib…
(Sumber : Edi S. Kurniawan, Muhammad Haryadi, e-mail : Riyadi_albatawy@yahoo.co.id)
3.kisah si fulan dan malaikat izrail
Ada seorang hamba yang begitu taat kepada Tuhan. Sebut saja namanya Fulan. Fulan sangat rajin beribadah. Pendeknya, Fulan ini tak pernah lalai sekalu pun kepada Allah SWT’
Suatu hari ada yang bertemu ke rumah Fulan. Betapa kaget Fulan ketika mengetahui siapa gerangan yang datang bertamu. Tamu itu ternyata Izrail, malaikat pencabut nyawa. Terjadilah tanya jawab antara Fulan dengan tamunya itu.
“Wahai sahabatku, Izrail! Apakah perihal kedatanganmu ke mari adalah atas perintah Tuhan untuk mencbut nyawaku, ataukah hanya kunjungan biasa?”
“Ya, Fulan sahabatku! Kedatanganku kali ini tidak dalam rangka mencabut nyawamu. Kedatanganku ini hanya kunjungan biasa. Kunjungan seorang sahabat kepada sahabatnya.”
Mendengar penjelasan Izrail, maka seketika bersinarlah wajah Fulan karena gembiranya. Mereka lalu berckap-cakap sampai tiba saatnya Izrail akan pamit.
“Wahai sahabatku, Izrail! Sebagai tanda persahabatan kita, aku ada harapan kepadamu kiranya engkau tidak berkeberatan untuk mengabulkannya.”
“Gerangan apakah permohonanmu itu, hai Fulan sahabatku?”
“Begini, ya Izrail. Jika nanti kau datang lagi kepadaku dengan maksud untuk mencabut nyawaku, maka mohon kiranya engkau mau mengirimkan seorang utusan kepadaku terlebih dahulu. Jika demikian, maka aku ada waktu untuk bersiap-siap menyambut kedatanganmu.”
“Oh, begitu? Hai, Fulan, kalau hanya itu permohonanmu, aku kabulkan. Aku berjanji akan mengirimkan utusan itu kepadamu.
Gembiralah Fulan menerima janji Izrail. Rupanya Izrail ini berbaik hati mau mengabulkan harapanku, demikian pikir Fulan.
Demikian kisahnya, waktu pun berjalan. Tahun berganti tahun. Tak terasa bahwa pertemuan antara Fulan dengan Izrail telah sekian lama berlalu. Kehidupan berlangsung tersus sampai suatu ketika Fulan kaget sekali. Tak disangka-sangka sebelumnya Izrail muncul di rumahnya. Fulan merasa bahwa kedatangan Izrail ini begitu mendadak, padahal ada komitmen janji Izrail kepadanya.
“Wahai, Izrail sahabatku! Mengapa engkau tak mengirimkan utusanmu kepadaku? Mengapa engkau ingkar janji?”
Dengan tersenyum, Izrail menjawab, “Wahai Fulan, sahabatku! Sesungguhnya aku sudah mengirimkan utusanku itu kepadamu, hanya kamu sendiri yang mungkin tidak menyadarinya. Coba perhatikan punggungmu, dulu ia tegak tetapi sekarang bungkuk. Perhatikan caramu berjalan, dulu kamu begitu tegap perkasa, sekarang gemetaran dengan ditopang tongkat. Perhatikan penglihatanmu, dulu ia bersinar sehingga orang luluh kena sorotnya tetapi sekarang kabur dan lemah. Ya, Fulan, bukankah pikiran-pikiranmu sekarang mudah putus asa padahal ia dulu begitu enerjik dan penuh berbagai harapan? Tempo hari kamu hanya menginginkan seorang utusan saja dariku, tetapi aku telah mengirimkan begitu banyak utusanku kepadamu!”
dengan demikian jelaslah sudah wahai umat nabi ALLAH ar arahman bahwa selama kita bersenda gurau di muka bumi dengan congkaknya…maka alangkah hinanya ketika tanda-tanda ajal menjemput kita baru mempersiapkan diri …ya ROBB
wahai kaum muda dan mudi serulah dirimu kepada kebajikan sebelum ajal mejemput ,sebelum tanda-tanda ajal telah mendatangi kita,sebelum kita menyesal di kemudian hari… maka sebutlah asma ALLAH ar rahman ketika kita tidur,berdiri,sujud,duduk,bahkan ketika melakukan semua kegiatan .. hingga sampailah kita kepada FAFIRRUILLAH dan senantiasa menyebut ya SAYYIDI ya ROSULULLAH
4.taubat sejati seorang pemuda
Imam Malik bin Dinar mengajari kita dalam bagian ini tentang seorang pemuda kecil di waktuhaji, dengan bertutur,”Ketika kami mengerjakan ibadah haji, kami mengucapkan talbiyah dan berdoa kepada Allah, tiba-tiba aku melihat pemuda yang masih sangat muda usianya memakai pakaian ihram menyendiri di tempat penyendiriannya tidak mengucapkan talbiyah dan tidak berdzikir mengingat Allah seperti orang-orang lainnya. Aku mendatanginya dan bertanya, ‘mengapa dia tidak mengucapkan talbiyah ?’”Dia menjawab, “Apakah talbiyah mencukupi bagiku, sedangkan aku sudah berbuat dosa dengan terang-terangan. Demi Allah! Aku khawatir bila aku mengatakan labbaik maka malaikat menjawab kepadaku, ‘tiada labbaik dan tiada kebahagiaan bagimu’. Lalu aku pulang dengan membawa dosa besar.”
Aku bertanya kepadanya, “Sesungguhnya kamu memanggil yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dia bertanya, “Apakah kamu menyuruhku untuk mengucapkan talbiyah? “
Aku menjawab, “Ya.”
Kemudian dia berbaring di atas tanah, meletakkan salah satu pipinya ke tanah mengambil batu dan meletakkannya di pipi yang lain dan mengucurkan air matanya sembari berucap, “Labbaika Allaahumma labbaika, sungguh telah kutundukkan diriku kepada-Mu dan badan telah kuhempaskan di hadapan-Mu.”
Lalu aku melihatnya lagi di Mina dalam keadaan menangis dan dia bekata, “Ya Allah, sesungguhnya orang-orang telah menyembelih kurban dan mendekatkan diri kepada-Mu, sedangkan aku tidak punya sesuatu yang bisa kugunakan untuk mendekatkan diri kepadamu kecuali diriku sendiri, maka terimalah pengorbanan dariku. Kemudian dia pingsan dan tersungkur mati. Akupun mohon kepada Allah agar dia mau menerimanya.